Apakah cinta harus selalu diawali dengan perasaan menggebu
ingin memiliki? Hingga pada akhirnya melahirkan sebuah keputusan yang
terburu-buru? Dan pada akhirnya selalu merasaka takut akan kehilangan?
Apakah cinta harus selalu berjalan bertimpangan dengan
logika? Hingga pada akhirnya kita
sendiri yang akan menyesalinya?
Apakah cinta yang beku, tak akan pernah bisa bersatu walau
pada akhirnya mereka mengerti bahwa rindu tidak bisa berbohong?
Apa selamanya, memiliki hubungan jarak jauh hanya akan
menjadi kesia-siaan bagi cinta yang tak kuat menahan rasa ingin bertemu, namun
terbatas dengan adanya waktu?
Apa selamanya, cinta selalu harus mengorbankan kebahagiaan
diri sendiri demi mengatas namakan kebahagiaan orang yang kita cintai?
Apa cinta tidak pernah lelah? Jika ia harus berlari mengejar
ketidakpastian dan pada akhirnya dia sendiri yang terluka?
Apakah cinta harus selalu mempertahankan disebelah pihak
demi keinginan untuk selalu bersama?
Lalu, bagaimana bila kita yang mencintai memiliki ego yang
kuat untuk memiliki namun kita tak pernah memperjuangkan orang yg kita cintai?
Dan, bagaimana pula bila kita yang mencintai sangat akan
takut merasakan kehilangan tetapi kita tidak pernah mau perduli apakah dia yang
kita cintai masih ingin bersama kita atau tidak?
Apakah cinta harus selalu berpura-pura dalam mengikhlaskan
kepergiaan orang yang kita cintai dan mengatakan “mungkin kami tidak berjodoh?”
Karena cinta, bukan sebuah kepura-puraan untuk bahagia
melepas kepergiaan seseorang yang kita cintai. Dan, untuk berpura-pura akan hal
itu, bukanlah sesuatu yang sangat mudah dilakukan, terlebih ketika hati kecil
kita masih menginginkannya. Terlebih jika waktu dapat dikembalikan dengan mudahnya,
terlebih jika mata kita mampu untuk tidak melihat kebahagiaannya, dengan begitu
berpura-pura akan terasa sangat menyenangkan.
Cinta, bukan sebuah permainan yang bisa kita lakukan sesuka
hati kita, bukan untuk menjadi siapa yang menjadi pemenang dan siapa yang
kalah. Cinta, bukan sebuah ajang peperangan untuk mengadu seberapa kuat ego
dalam diri kita masing-masing hanya untuk kebahagiaan diri sendiri.
Cinta, juga bukan dua orang yang memiliki karakter dan sifat
yang sama untuk menjadikan nya satu, namun cinta terdiri dari dua orang yang
memiliki karakter dan sifat yang berbeda, yang mau menjadikan nya satu, yang
mau meredam egonya masing-masing demi bersama, yang ingin melihat satu senyuman
dari pasangan mereka dengan tulus dan bahagia, bukan keterpaksaan dan tersenyum
hanya untuk berpura-pura dan terlihat baik-baik saja, karna cinta menyatukan
perbedaan hanya dengan satu tujuan.
Karna cinta, adalah rumah ketika rindu itu pulang.