Senin, 21 Desember 2015

Cinta tak pernah sama

Cinta tak pernah sama.

Hari ini, cinta begitu hebat, ia mampu membuat mu tersenyum sepanjang hari tanpa sebuah alasan. Begitu pula esok, cinta begitu hebat ia mampu membuat mu menangis sepanjang hari tanpa sebuah alasan.
Hari ini, kau begitu erat menggenggam jemari-jemari tangan nya. Besok, jangan kan untuk menggenggam, meraihnya saja kau tak sanggup.
Hari ini, kau begitu mencintainya hingga kau katakana pada dunia bahwa dia adalah segalanya. Tidak pada esok, kau begitu membencinya hingga kau katakan lagi pada dunia bahwa dia bukanlah siapa-siapa.
Hari ini, amat mencintainya tanpa sebuah alasan dan keinginan untuk berpisah. Mungkin besok, kau sudah berada pada cinta yang lain.
Hari ini, mungkin kau begitu bahagia mengenal cinta, kau begitu bahagia karna kau sedang jatuh cinta. Boleh jadi besok, kau akan berusaha setengah mati mengenal cinta, dan bersedih telah “jatuh cinta”.
Karena cinta, tidak akan pernah sama.
Boleh jadi ia berkurang, boleh jadi ia bertambah.
Karena cinta, tidak hilang begitu saja.
Namun ia memudar seiring dengan perjalanan kita.



Layaknya sebuah embun yang terganti sinar mentari.
Dan cerahnya matahari yang digantikan hujan.
Layaknya senja yang datang bersama pelangi,
Dan cerahnya malam bersama sinar rembulan.

Cinta, sama halnya dengan matahari. Boleh jadi hari ini ia bersinar dengan terik, bisa jadi besok ia bersinar dengan redup.
Berlaku juga pada hujan, boleh jadi hari ini ia turun sangat deras, bisa jadi besok ia tak ingin menyapa bumi.
Seperti bintang yang tak selalu menyapa malam, dan malam yang tak selalu membawa bintang.
Karna cinta, ia tak akan pernah sama setiap detiknya.


Jumat, 18 Desember 2015

sebuah cerita luka.

Sepotong hati dan cerita baru. Hari ini bukanlah kemarin, hari ini hati ini sudah jauh lebih kuat dan melupakan. Sepotong hati ini bukanlah kepingan kemarin. Sepotong hati ini menjelma menjadi sepotong hati yang utuh. 

Kini hatimu tak lagi sama, begitu juga dengan hatiku yang telah berubah. Waktu, membawaku menemukan kepingan hati yang dengan mudahnya kau hancurkan. Apakah kau paham, bahwa sejatinya hati yang telah hancur, ia tak akan pernah utuh, seutuhnya.

Namun, aku tak pernah berhenti memperbaiki kepingan itu. Dengan susah payah aku mengembalikan nya seperti sedia kala, walaupun hanya dengan melihat saja semua orang sudah tau, hati ini pernah terluka. Dan luka tidak pernah hilang begitu saja.










Menyadari, cinta itu bukan hanya tentang indah, namun cinta adalah bagaimana hati mengenal perih. 
 

Anindyamalini Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template