Selasa, 14 Maret 2017

Intuisi





Mengapa rindu tak bisa berganti?
Meski malam telah pergi digantikan pagi.
Mengapa rindu tak ingin pergi?

Meski cahaya bintang telah redup bersama sinar mentari? 

Minggu, 12 Maret 2017

JatuHati (1)


Beberapa tahun yang lalu, ketika saya menemukan “seseorang” yang saya pikir adalah jodoh saya, betapa hati saya bahagia. beberapa tahun yang lalu, saya merasa punya dunia baru. Dunia yang belum pernah saya pikirkan sebelumnya.
Waktu terus berjalan, ternyata saya “salah memilih” setiap manusia pasti punya kesalahan dalam hidupnya. Tetapi saya tidak menganggap itu sebuah kesalahan besar, hanya saja hati saya pada saat itu benar-benar hancur. Saya merasa hancur ketika saya benar-benar berharap pada sosoknya. Hari itu tiba, hari dimana mimpi buruk menjadi kenyataan, hari dimana saya benar-benar hancur. Hari itu, saya yakin bahwa jatuh cinta itu tidak enak, sesekali kamu akan bahagia, tetapi pahit akan selalu ada, begitu.
Singkat, beberapa waktu setelah masa kehancuran saya, saya mulai kembali hidup. Mulai menata hidup dengan suasana baru. Sejak saat itu, saya punya sebuah komitmen untuk tidak jatuh cinta lagi. Saya menjalani hari seperti biasa, mulai terbiasa dengan yang namanya sendiri, saat itu saya sedang tidak ingin membuka hati, bahkan mengisi hati dengan siapaun. Hingga pada akhirnya saya bertemu dengan seseorang yang spesial. Jujur, sebelumnya saya tidak pernah berfikir akan bertemu dengan seseorang ini, sama sekali tidak terfikirkan.
Dia adalah orang tempat dimana saya berbagi ketika saya hancur. Orang yang setiap saat mendengar keluh kesah, bahkan seseorang yang selalu menjadi orang pertama yang tau apa yang saya rasakan setelah masa-masa kehancuran dibanding teman teman saya. Saya mulai merasa nyaman, saya mulai kagum sedikit, dengan cara dia menyelesaikan persoalan hati saya yang tak kunjung selesai (seharusnya memang sudah selesai, saya aja yang lebay).  Sejak saat itu, saja menjadi nyaman, saya menjadi tidak lagi sungkan untuk bercerita, perlahan saya mulai melupakan masa lalu, dan sejak saaat itu saya tertarik untuk berkenalan lebih jauh lagi, saat itu saya benar-benar terpikat olehnya. Saya mulai menemukan “cinta yang baru” ...............
sampai jumpa minggu depan!

(lanjutan kedua minggu depan ya, cerita ini terinspirasi oleh lagu Raisa-Jatuh Hati)


Senin, 20 Februari 2017

Hidup

Hidup.
Memang Cuma sekali .
Tapi, cobaan dalam hidup itu Berkali-kali.
Hidup.
Tidak selalu bahagia. Tidak juga selalu sedih.
Tapi keduanya, akan silih berganti menghampiri,
Bisa jadi datang dalam satu hari.

Kamu. tidak bisa meminta hidupmu jauh dari cobaan
Tidak pula bisa meminta hidupmu selalu dekat dari cobaan
Karna setiap kejadian bisa jadi adalah sebuah cobaan
Karna setiap cobaan adalah simbol kesedihan
Karna setiap kesedihan adalah cobaan
Setiap kejadian berupa cobaan dalam bentuk kesedihan adalah penguat hidupmu.

Bagaimana bisa kamu dikatakan kuat?
Ketika kamu menjadikan cobaan sebuah pelajaran.
Ketika kamu mengambil hikmah dari semua kejadiaan.
Ketika kamu, mampu mengubah kesedihan mu menjadi kebahagiaan.

Bagaimana jika kamu tidak sanggup?
Bersyukurlah, kamu masih hidup.
Bersyukurlah, kamu masih bisa merasakan cobaan yang diberikan.
Cobaan itu adalah tanda sayang dari Pencipta.

Agar kamu lebih berguna.
Agar kamu lebih bahagia.
Agar kamu lebih bersyukur.
Agar kamu lebih tegar.


Singkat, hidup akan lebih baik ketika kamu mampu memanfaatkan hidupmu dan teruslah berbagi kebaikan. Walau, tidak semua kebaikan akan dibalas dengan kebaikan yang bersifat duniawi. 

Rabu, 15 Februari 2017

Satu Desember

Hidup, tidak melulu soal cinta. Kebahagiaan, tidak melulu soal jatuh cinta, atau perasaan yang kita miliki terhadap seseorang terbalaskan. Rasa sedih yang kita rasakan tidak melulu karna patah hati ditinggalkan kekasih, bila kita mau membuka mata, kita akan melihat bagaimana hidup yang sesungguhnya, bagaimana bahagia yang sesungguhnya, begitu berarti.
Saya, belajar dari pengalaman. Beberapa bulan lalu saya dan teman-teman mendapat tugas dari sebuah lembaga untuk mengambil pengumpulan data. Program itu terlaksana selama tujuh hari. Dimana kami, ditugaskan ke beberapa wilayah yang kami sering lewati, tetapi apa? Wilayah yang kami lewati sesungguhnya tidak seperti yang kami lihat, banyak pelajaran yang saya ambil dari pengalaman tujuh hari tersebut.
Pertama, saya ditugaskan ke wilayah A. Wilayah ini cukup terkenal dan mudah dijangkau. Saya mulai mencari rumah-rumah yang pintunya terbuka untuk dilakukan pengambilan data, jujur hanya beberapa rumah saja yang mau menerima kami masuk dan bertanya-tanya seputar tugas kami, bahkan beberapa dari mereka ada yang memberikan kami minum, menawarkan makan dan lain hal yang membuat saya pribadi merasa tersentuh.
Saya berjalan pukul 2 siang, tepat disuatu perumahan yg kami tidak sebutkan namanya, dari duapuluh rumah lebih yang kami hitung hanya ada satu/dua pintu saja yang mempersilahkan kami masuk, sisanya kami hanya dibiarkan memanggil mereka didepan pagar yang tergembok, bahkan ada yang pura-pura tidak mendengar panggilan kami dan ngeloyor begitu saja. Kami pun berlalu, tak ingin membuang waktu kami berpindah wilayah ke wilayah sebelah. Betapa kagetnya saya, ketika kami berada di wilayah sebelah yang pada umumnya mereka hidup biasa-biasa saja, kami diperlakukan sangat baik, baik sekali menurut saya. Atmosfir perbedaan sangat terasa, bagaimana mereka menjawab salam kami, menanyakan keperluan kami, bahkan menumpahkan kekesalan mereka berharap kami mampu menyampaikan ke pihak yang lebih atas, kami benar benar diperlakukan layaknya keluarga mereka, tak jarang kami tak hanya bertanya seputar tugas kami, kami juga membagi cerita kepada mereka. Pelajaran yang saya dapat dihari pertama adalah; jangan melihat seseorang dari status sosial mereka.  

Hari kedua, penelitian di daerah A sudah hampir memenuhi target, hari ini kami turun lebih awal. Hari ini, kami kembali menelusuri beberapa rumah-rumah yang sudah kami tandai sebelumnya, berjalan kaki dengan cuaca yang lumayan panas, mencari rumah yang belum kita datangi. Alhamdulillah, penelitian dihari kedua sudah rampung 75% dan kami berniat melanjutkan penelitian ke daerah B dihari ketiga, hari ini kami pulang lebih awal. Pelajaran dihari kedua; mencari uang tidaklah mudah, kita harus berusaha sekeras mungkin, lebih banyak belajar dan jangan sesekali meremehkan lapangan dan orang-orang disekitar kita karna dari merekalah kita banyak belajar.
Hari ketiga, diwilayah B. Hari ini kami pergi lebih awal, pukul 09.00 kami sudah berada di TKP menyusuri jalan jalan setapak yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki (ada beberapa tempat yang bisa dilalui dengan kendaraan bermotor juga). Sampai disebuah gang, gang xx. Awalnya kami melakukan pendataan dengan mendata rumah rumah dan menomori rumah rumah yang ada, kami melihat situasi yang masih kekeluargaan, banyak anak-anak kecil bermain diluar, mamang-mamang bakso, mamang penjual es krim jaman sd, ibu-ibu ngerumpi dibawah pohon, intinya situasi yang jarang kita temui di sekitar tempat tinggal kita. Pelajaran hari ini; bahagia itu benar-benar sederhana.

Hari keempat, setelah dihari ketiga kami melakukan pendataan terhadap warga yang tinggal disana, ada satu pelajaran berharga. Saya menjumpai seorang nenek-nenek mungkin umurnya sekitar 75 tahun atau 80 tahun. Miris, nenek-nenek itu tinggal sendirian dengan kondisi rumah yang sering banjir jika hujan turun, tidak ada saya melihat anak ataupun cucu yang menemani nenek tersebut. Dua hari, terhitung sejak kemarin ketika saya sibuk melakukan pendataan, saya melihat nenek itu hanya duduk dikursi plastik didepan pintu rumahnya, sesekali beliau turun kehalaman membersihkan daun-daun yang jatuh dan membakarnya, sesekali ada tetangga yang mengajaknya ngobrol. Ketika magrib tiba, rumahnya terlihat begitu sepi, rasanya sedih. Harusnya dihari tua beliau tinggal bersama anak dan cucunya, bukannya hidup sendirian, semoga nenek selalu diberi kesehatan, amin. Pelajaran dihari keempat; janganlah kita meninggalkan kedua orang tua kita, apapun kondisi mereka, jika pada saat kita kecil mereka mau membawa kita kemanapun mereka pergi, maka kelak ketika mereka sudah menua, bawalah mereka tinggal bersama dengan kita.

Hari kelima, hari ini penelitian diwilayah A dan B sudah benar-benar hampir selesai. 90% pendataan sudah terselesaia kan. Begitu banyak hikmah yang saya peroleh dari kegiatan ini, bahwasanya hidup tidak selalu semudah yang kita bayangkan, , masih banyak orang diluar sana yang bertahan untuk meneruskan kehidupan mereka. Bahwasannya kebahagiaan bukanlah hanya tentang cinta yang terbalaskan, melainkan mereka yang masih sanggup membawa sebungkus nasi untuk keluarga dirumah. Bahwa kesedihan bukanlah persoalan patah hati atau huru hara kisah-kisah cinta anakk remaja. Jika kita mau membuka mata, maka kita akan melihat lebih jauh tentang kehidupan. Bahwa kita terlalu banyak menuntut kehidupan. belajarlah untuk lebih bersyukur :) 



Jangan lupa bersyukur ya gengs :))

Kamis, 02 Februari 2017

Pendamping Hidup


Saya, bahagia bertemu dengan seseorang  yang dengan sedia menyambut tangan saya untuk bangkit dan menghadapi kenyataan bersama.
Saya, bahagia bertemu dengan seseorang yang dengan ikhlas menerima keluh kesah “cinta yang sudah berlalu” walau saya tau betapa bosan nya kamu mendengarkan semua cerita itu.
Saya, berterimakasih pada seseorang yang sanggup menghadapi kepala batu saya, berusaha melunakan walau butuh waktu yang cukup lama.
Saya, belajar memahami betapa pentingnya sebuah pertemuan ketika jarak menjadi pembatas diantara kita.
Saya, belajar bukan untuk setia menjaga hati saya. Tetapi saya belajar untuk setia pada hatimu dan mendampingimu disetiap keadaan.  
Saya, bahagia bertemu seseorang yang mencintai saya, apa adanya saya tanpa pernah meminta saya menjadi orang lain yang lebih sempurna.
Saya, bahagia bertemu dengan seseorang yang selalu menjadikan saya bagian terpenting dalam hidupnya, disetiap waktunya, dimanapun ia berada.
Saya, bahagia bertemu dengan seseorang yang selalu memegang tangan saya ketika saya dalam ketakutan, merangkul saya dan menyediakan selalu pundaknya tempat dimana saya menumpahkan semua kekesalan saya, kesedihan saya bahkan kebahagiaan saya.
Jika waktu mempertemukan kita lebih cepat, maka hati ini tidak mungkin berlabuh ditempat yang salah, maka akan lebih awal saya menentukan siapa pendamping hidup saya.


Sabtu, 23 Januari 2016

Tidaklah Mudah Menyimpan Rindu

Jarak dan waktu begitu kuat memisahkan.
Jarak dan waktu begitu kuat membekukan.
Bukan, bukan keduanya.
Bukan jarak dan waktu yang membekukan rindu,
Bukan pula jarak dan waktu yang memisahkan rindu.

Karna setiap rindu akan pulang.
Karna setiap rindu akan datang.
Sekalipun ia akan pergi,
Sekalipun ia tak ingin kembali.
Tetapi rindu hanyalah rindu, yang bisa datang dan pergi tanpa kita sadari.

Sudah kesekian kali kubiarkan rindu itu pergi bersama waktu.
Sudah berapa kali aku berharap agar rindu tak kembali lagi kesini.
Andai rindu dapat mengerti, hati ini sudah tak bisa lagi membelenggunya.
Andai rindu mau tau, bahwa harap ini sudah tak mampu lagi menggenggamnya.
Dan sebab itu ku biarkan ia pergi.

Karna aku tau, menyimpan rindu tidaklah mudah.

Karna aku menyadari, bahwa merindu bukanlah perkara mudah.

 

Anindyamalini Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template