Jumat, 29 Maret 2013

Memungut Rasa

sudut-sudut itu masih gelap, lilin yang menyinarinya baru saja padam, tak ada sinar dan tak ada cahaya, gadis itu masih bertahan dalam gelap gulita.
ia mengingat-ingat,sekelumit kejadian-kejadiannya bersama orang yang sekarang masih belum bisa dipastikan perasaannya, ia mengingat sesekali harus menagis,atau bahkan tersenyum.
ia melambungkan ingatannya kemasa beberapa tahun silam, saat ia benar-benar ada dalam fase jatuh cinta,dan saat ia benar benar kehilangan fase tersebut. ia hilang rasa, seperti enggan perduli namun, lebih kepada enggan menyakiti.

kemudian,beberapa menit kemudian lampu itu menyala, gadis itu terbelalak terkejut. ia menoleh kearah kanan, dilihatnya (kekasih) nya menghidupkan lampu dan bertanya:
"kenapa lilinnya dipadamkan sayang?" tanya lelaki itu sambil mengelus kepalanya.
"mati sendiri kok tadi, kok kamu tau aku disini?" tanya gadis itu.
"aku kan punya feeling" ujarnya sambil tertawa.
gadis itu terdiam, ia bingung katakan apa tidak maksudnya. kalau ia mengatakan ingin mengakhiri hubungan mereka, pasti lelaki itu tidak bisa menerima atau bahkan gadis itu tak bisa melihat lelaki itu lagi, walau hanya sebatas teman.
"kamu kok bingung sayang?" tanya lelaki itu, kemudian duduk disampingnya.
"enggak kok, kamu darimana aja?"
"aku? dari rumahlah tadi sengaja mau menemui mu disini" katanya.
"oh ya? terus mau kemana?" tanya gadis itu.
"enggak, disini aja. kamu kenapa seperti ada yang mengganjal".
"aku? baik-baik kok, mau minum apa?" tanya gadis itu
"enggak usah, aku boleh nanya?" ujar lelaki itu membenarkan kacamatanya.
"mau nanya apa sayang? (menarik nafas panjang)"
"kamu masih sayang kan sama aku?" katanya.
gadis itu terdiam, entah apa yg ingin ia ucapkan ia sudah tak tau lagi.
"kenapa nanyanya aneh gitu?" tanyanya.
"kamu berubah".
"berubah gimana? aku masih biasa-biasa ajakan?"
"menurutmu, tidak menurutku".
"lalu kita ingin berdebat? tidak kan?".
"bukan, aku tidak bermaksud berdebat aku hanya ingin tau saja, cukup".
"kau masih meragukanku?" tanya nya sambil menatap dalam-dalam lelaki itu.
"tidak, aku hanya takut ... takut kehilanganmu" ujar lelaki itu.
mata gadis itu berbinar, sepertinya ada yang menggetarkan hatinya untuk menjawab pernyataan itu.
"benarkah? aku juga takut kehilanganmu" katanya menutupi perasaannya.
gadis itu seperti pendusta, bisa-bisanya ia mendustai perasaan-nya sendiri, bisa-bisanya ia bertahan dengan lelaki itu padahal ia tau, ia tak akan sanggup.
"aku pulang dulu ya, nanti aku hubungi kalau sudah sampai" katanya.
"secepat itu?".
"masih ada kerjaan yang belum kuselesaikan" katanya.
"oh, hati-hati ya kamu" gadis itu mengantar lelaki itu keluar, menutup pagar dan masuk kedalam rumah.

perasaannya tidak karuan,seperti jatuh cinta namun enggan, seperti ingin mengakhiri tapi enggan. berselimut dilema,ia menyaksikan dua merpati hinggap didepannya. ia mengamati merpati itu dengan saksama,  betapa saling mencintai mereka, betapa mereka saling membantu. bisakah aku seperti itu? kedua pasang merpati itu tampak mesra, meski salah satu sayap dari seekor merpati itu terluka, tapi pasangannya mampu membantu merpati itu terbang dan jatuh bersama-sama. gadis itu merasa bersalah, kemudian ia mengambil handphonenya dan mengirimkan kalimat

"aku, mungkin pernah tak mencintaimu setidak pengetahuanmu, aku mungkin pernah jatuh cinta pada yang lainnya, bahkan aku mungkin pernah menaruh rasa rinduku pada masalaluku, bukan kamu, mungkin kamu jauh belum mengenalku seperti masalalu mengenalku, mungkin kita belum bisa menjadi seutuhnya kita karena rasa ku yang tertinggal separuh, mungkin aku dan kamu hanya sebagai pasangan yg rasanya utuh secara fisik, bukan bathin. mungkin aku berdosa membohongimu, mungkin kamu akan merasa sakit ketika tau, aku sudah memutuskan untuk berhenti mencintaimu dan merindukanmu.tapi, sekali lagi sayang aku berusaha memungut rasaku yang sudah tercecer entah kemana itu, aku memungutnya demi kamu dan perasaanmu yang terlalu dalam padaku, aku berusaha mencintaimu dicelah-celah rasa ingin berhentiku,kusimpan rasaku untukmu dalam rasaku yang tak pernah kau tau, aku mulai mencintaimu".


ia menunggu balasan berjam-jam, pikirannya sudah menghilang entah kemana,dimana dia? tidakkah melihat pesanku?
gadis itu menitikan air mata, ketika kekasihnya membalas

"aku mencintaimu tanpa sepengetahuanmu, lewat rasa yang kutitipkan pada rindu sedikit-demi sedikit lewat kamu yang selalu menjadi candu, tak perlu khawatir rasaku akan berhenti, sedemikian jauh ini, aku sudah berhasil mencintaimu, sayang."

gadis itu menitikan air mata, ia terharu ada seseorang yg tulus mencintainya tanpa harus dia tau.
ia kecewa, kenapa mata hatinya tak pernah tau, kenapa ia tak pernah bisa membaca?
sudahlah, ia memutuskan untuk mencintai kekasihnya itu tanpa harus memikirkan perasaannya lagi, ia memungut rasa yang tercecer, menapak rindu tanpa pernah lelah.menemukan cinta yang sebenarnya, ya cinta yang tak pernah menuntut mau jadi apa dan tak pernah menuntut dibalas.





Kamis, 14 Maret 2013

Angpao Merah diujung Perlis

"kamu kenapa menyusul kesini? bukannya aku sudah mengirimkan pesan untukmu sayang?" ujarku kepadanya sembari merangkul pundak dan menatapnya dalam-dalam.
"memangnya kamu pernah kirim surat buat aku?" tanya nya kembali kepadaku.
"pernah, aku kirim seminggu sebelum kamu ulang tahun,dengan harapan kamu akan menerimanya saat kamu berulang tahun" kataku padanya, sambil memeluknya erat.
"tidak pernah sampai" ujarnya dengan nada kecewa.
"benarkah?" tanyaku kenapa surat itu tak pernah sampai ..
"sudahlah lupakan, aku ingin mengunjungimu disini sudah tiga bulan kita tak bertemu" ia kembali memelukku erat.
"kau merindukanku?" tanyaku dengan nada penuh harapan.
"jelas aku merindukanmu, sayang ..." ujarnya yang sangat jarang sekali memanggilku dengan kata itu.
"daf, kamu sedang tidak bercanda kan?".
"sejak kapan aku bercanda jika berbicara rindu? ucapnya sambil memegang tanganku dan meyakinkanku betapa ia sedang merindukanku.
"kamu menyusul ku berapa lama? toh aku seminggu lagi pulang".
"hanya 2 hari, besok aku sudah harus kembali kedunia nyata".
"secepat itukah?"
"iya, bukannya kamu seminggu lagi akan kembali ketanah air?".
"iya, tapi kalau tidak ada ujian mendadak ya".
"aku tunggu kamu,kamu cepat pulang ya" melempar senyum dan menarikku dari bangku
"mau kemana kita?" tanyaku.
"padang besar, kamu pasti suka" ucapnya yang sudah benar benar menghafal tempat wisata diperlis
"kamu kok tau?" tanyaku dengan penasaran.
"aku dulu sering kesini sama almarhum mamah, jadi aku lumayan tau daerah sekitar sini".
"kamu ga pernah cerita sama aku" protesku.
"kamunya ga nanya sayang, udah yuk kita kesana" ia menarik tanganku dengan erat.

****
"bagaimana? baguskan?".
"iya, jadi dulu kamu sering kesini?".
"iya waktu mama minta temenin beli cendramata" jawabnya sambil mengingat wajah almarhum mamanya.
"jangan sedih" aku mencoba menenangkan sambil mengelus kepalanya.
"kamu mau ini?" tawarnya sambil menawarkan boneka kecil untukku.
"tidak, aku sedang tidak ingin berbelanja" jawabku.
"kamu mau makan? aku punya tempat bagus".
"dimana?".
"kamu ikut yuk, jangan nanya kita bisa lihat senja disana".
"benar? ada senja disana?".
"untukmu, ada.." ia melempar senyum manisnya, memperhatikan mataku dalam-dalam seakan memberi tahu bahwa ia benar-benar mencintaiku.
aku merasakan rindunya mendekapku, merangkulku dengan bijak, lalu membiarkan aku sesak karena aku sudah lama tak bertemu dengannya, sampai ia rela menyusul ditengah jadwal kuliah yang padat.
"kamu gimana dengan kuliahmu?".
"ah, baik-baik saja kok, sama halnya dengan ada kamu".
"kamu seriuskan?".
"ip aku 4? sudah cukup aku serius belum?".
aku merangkulnya, menghirup aroma parfum yang sudah lama tak kutemukan meskipun aku berusaha memakai parfum yang sama, namun rinduku untuknya tak pernah cukup.
****
"ini dimana sayang?".
"ini namanya kuala perlis, baguskan?".
"indaaah, makasi sayang".
"kamu suka senja, aku tau kamu juga suka laut, jadi disini perpaduan yang tepat bukan?".
"kamu ...." rasanya aku sudah tidak bisa berkata-kata, lelaki ini selalu saja membuat ku bahagia, walau terkadang ia harus melupakanku karena tugas-tugasnya.
"jadi besok kamu pulang ya?" tanyaku sambil menahan air mata.
"iya aku pulang, kamu juga akan pulang nanti, kita akan bertemu kan?"
"iya, tapi aku masih kangen..."
"katanya kamu nggak kangen sama aku..." ia mencoba menggodaku.
"yasudah, kalau begitu aku tidak jadi merindukanmu saja".
tiba-tiba ia memberiku sebatang coklat, kemudian pesanan makanan kami datang dan kami menghabiskannya dibawah senja dan biru laut yang sudah menjadi kemerah-merahan :))
"terimakasih untuk hari ini ya sayang.." ucapku padanya didepan asrama
"sama-sama, besok aku berangkat pukul 7 kamu kuliah ya?"
"iyaaa..." aku menahan tangis melepasnya.
"yasudah, selamat kuliah ya dear kamu juga sebentar lagi akan pulang, masuk gih udah malam, love you..."pesannya sambil memelukku.
"sebenarnya ......." aku tak mau melanjutkan kata-kataku, ah aku ingin menangis saja
"sebenarnya apa?" tanyanya padaku.
"tidak jadi, aku baik-baik aja, well thanks for today sayang, thanks buat ngunjungin aku, terimakasih i love you too" aku merangkulnya dan kami berpisah...



*****
aku membuka pintu kamarku, suasana rapi sudah kutemukan rupanya bibi telah membereskan asrama ku sejak aku pergi tadi.
aku mulai mengemasi barang-barangku, memasukkannya kedalam koper dan menyisakan beberapa barang yang akan kupakai dalam beberapa hari kedepan.
sebenarnya berat meninggalkan kota ini, tapi aku sudah merindukan dafa, mama, papa, semuanya ya aku merindukan indonesia :)
aku selesai membereskan barang-barang dan kamarku terlihat lebih rapi. kemudian aku mencoba mengambil hp dan ya dafa mengirimkan pesan singkatnya.
"kamu baik baik, jangan tidur malam malam besok kuliah, selamat tidur sayang..."
aku tak ingin membalasnya, rinduku belum sempurna dan aku memutuskan untuk menghubunginya besok pagi saja.aku mencuci kaki dan mengganti baju dengan piyama ku, lalu bergegas tidur dan mematikan lampu kamar.
keesokan paginya,aku membalas pesan dafa, aku berharap ia sampai diindonesia dengan selamat dan aku kembali beraktifitas dikampus seperti biasanya.
aku menunggu kabar dafa hingga malam, dan seperti biasa pukul 10 malam dafa baru mengabariku ia sudah sampai sekitar 1 jam yang lalu, aku tenang ia sudah berada disana dan disini tersisa aku dan rinduku.

****
sudah tujuh hari aku berada disini, dan akhirnya aku diperbolehkan pulang karena telah menyelesaikan ujian dan mendapat IP 4 untuk semester ini, ah dafa pasti akan senang ucapku.
aku mencoba menghubungi dafa, dan seperti biasa ia sedang sibuk di lab, dan aku memutuskan untuk pulang tanpa memberi tahu dafa, kupikir aku akan memberi tahunya ketika aku berada diindonesia.aku mengemasi barang-barangku, lalu aku menemukan amplop berwarna merah dikotak surat, aku mengambil dan kemudian membacanya, itu surat dari dafa yang tak pernah kubaca karena aku tak tau, makanya ia panik dan menyusulku, oh inikah sebabnya? aku bahagia ia perduli denganku.
pesawatku sebentar lagi mendarat diindonesia, aku bahagia bertemu dengan semua nya terutama dafa! :)
ketika aku mendarat, dafa ternyata sengaja menungguku dibandara dan menyeretku kesebuah tempat, rupanya ia sedang mempersiapkan kado ulang tahun untukku :))





ini cerpen kedua, silahkan dibaca mohon maaf jika masih ada kekurangan :) 






Sabtu, 09 Maret 2013

Merah

diam.
ia terdiam ketika ditanyai tentang keadaan pacarnya diluar sana.
"bagaimana keadaan pacarmu?" tanya seorang sahabat lamanya yang sudah lama tak ia temui.
"entahlah, tidak ada dia mengabariku sejak seminggu yang lalu" jawabnya tegas namun penuh pilu.
"kenapa? dia sibuk? tanya sahabatnya kembali.
"aku enggak tau"
dia mulai sedih ketika harus ada orang yang bertanya kemana pacarnya itu, padahal mereka satu fakultas namun beda jurusan.
'kenapa harus ada yang bertanya tentang dia? bukankah di sudah lupa tentang aku?' gumamnya dalam hati sembari menahan pedih yang terus menerus menyayat hatinya.
sore itu ia jelajahi, ruangan demi ruangan mengintip-intip apakah ada mahasiswa disaat hari libur?
apakah ada kegiatan dijurusannya?
ia penasaraan ...

ia menuju ruangan dimana sebaris ruangan itu milik jurusan mereka.ia mengintip satu demi satu kelas, namun tak ada yang berpenghuni.
pikirannya melayang ke laboraturium, mungkinkah akan ia temui kekasihnya disana? rindunya sudah berkecamuk kian dalam, ia sudah tak tahan.
secepat mungkin ia pergi ke arah laboraturium, kembali ia temukan bahwa disana sama sekali kosong, tak ada seorang pun yang hadir.
kemudian ia terdiam, duduk disalah satu bangku dipojok laboraturium,memandangi sekitar bahwa hari hampir petang dan ia tak menemukan kekasihnya sejak pagi, dan ia juga tak mendapat kabar tentang kekasihnya. ia cuma ingin bilang, hari ini hari pertama kali mereka bertemu, disalah satu ruangan ketika ada penyuluhan tentang kesehatan, namun lelaki itu tak kunjung memberinya kabar selama seminggu.
kemanakah dia?
tidakkah ia ingat ia punya pacar?
lantas aku? apa yang aku lakukan disini?
setelah hatinya bergumam demikian, ia pergi kearah parkiran.
parkiran itu tampak sepi, hanya beberapa mobil dosen dan mahasiswa jurusannya yang sedang melakukan penelitian, kemudian ia menelaah satu persatu motor yang ada disana, namun tak ia temui motor kekasihnya.pikirannya kian terpuruk, kemudian ia mengambil handphonenya, sudah kah ada kabar dari lelaki itu? gumamnya..
namun ketika ia mengambil handphonenya, ia tak mendapati kabar sedikitpun, air matanya menetes bergantian, membasahi wajahnya yang sudah lelah lahir dan bathin. kemudian ia membereskan air matanya itu, mengambil motornya kemudian menghidupkannya dan bergegas untuk pulang kerumah.

seharian dikampus, membuatnya merasa lelah.
ia tak menemukan lelaki itu.
rindunya kian menyiksa, air matanya mulai mendekapnya.
ia sedih, lara marah semua jadi satu.
ia mengambil handphonenya dan mencoba menelpon kekasihnya namun .....
"nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi"
ia menumpuk kekesalannya pada sore itu.
kemudian, ia bergegas mandi ia lupa hari ini acara ulang tahunnya yang ke-19.
lelaki itu tak kunjung ada hingga acara selesai, kekecewaanya bertumpuk dan ia hanya bisa menangis.
tiba-tiba salah satu temannya menariknya keluar rumah, kemudian menutup matanya dengan menggunakan slayer, daaaan ...........................................

"happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday happy birthday to you"

lagi itu menghiasi hening malam pukul 9, ia tak menyangka akan ada kebahagiaan seindah ini.
temannya membuka matanya, kemudian ia melihat ada tulisan berjejer dalam lilin yang sudah disusun rapi dan lampu halaman rumah yang gelap, diujung sana sudah terlihat lelaki yang ia cari sejak pagi membawa gitar dan menyanyikan lagu kesukaan mereka.
ya, hari itu tak jadi kelabu baginya, lelaki dan rindunya sudah sampai :)

Rabu, 06 Maret 2013

Menanti Rindu, di Balik Sendu

aku mengamati senja,merah merona seperti biasa.
namun senja itu selalu punya cerita.
sore itu senja bercerita, tentang seorang wanita yang lelah menunggu kekasihnya pulang.
seorang wanita itu selalu berceloteh padanya, kapan lelaki yang mengisi sudut-sudut hatinya kembali?
sudah lama, ia tak bertatap muka dengan lelaki itu.
rindunya sudah memuncak,sebentar lagi meluap entah menjadi apa.
andai rindunya bisa ditukar dengan kepulangan lelaki itu, tentu saja ia akan bahagia.
ia menyimpan, menumpuk dan membereskan setiap rindu yang sudah mulai berceceran.
kembali menunggu senja, ia bersenandung sedemikian indah, berharap burung-burung gereja itu mau mendengarkannya sembari memberi tahu dimana lelaki itu.
lelaki yang menyita seluruh waktunya.
lelaki yang menggoreskan luka berkali-kali namun memiliki daya tarik rindu seperti kutub-kutub pada magnet.
"senja, dimana lelaki itu, tidakkah dia merindukanku?"
setiap senja hadir, selalu pertanyaan itu yang ia utarakan.
bukankah ia sudah bertanya berulang kali?
bukankah senja tak pernah tau ingin menjawab apa?
bukankah dia selalu menerka-nerka?
bukankah rindu itu, selalu tidak sampai?

Selasa, 05 Maret 2013

Malam-Malam Penyemat Rindu

malam selalu hadir, seiring rotasi.
menyematkan rindu, kepada calon-calon pemilik rindu yg sudah menanti.
malam, bisakah kau hadir lebih panjang?
agar aku bisa tertidur dalam denting, dibalut dinginmu dan ditemani sepimu?
agar tak ada rindu yang kau sematkan?
agar pagi datang lebih lama dan berlalu lebih cepat?
 

Anindyamalini Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template