kertas yang tadinya utuh tiba-tiba sudah tak bersturktur lagi. dan di ujung sana terlihat seorang remaja putri sedang mengumpulkan puingan kertas itu dengan teliti. dicermatinya satu persatu pinggiran lantai, seakan ia tak mau melewatkan sepotong saja sobekkan kertas itu.
"ada yang bisa saya bantu mbak?" ujar seorang wanita paruh baya ..
"tidak ada bu, terimakasih sebelumnya"
wanita paruh baya itu tak lain tak bukan adalah penjaga kampus yang sedang melaksanakan tugas bersih-bersih disetiap akhir perkuliahan.
"adik yakin tidak mau ibu bantu?"
"tidak ibu terimakasih, saya hanya tak ingin merepotkan saja"
"kalau boleh tau, adik ini mencari apa ya?"
"lembaran dan potongan kertas bu, yang isinya puisi dan harus dikumpulkan besok pagi"
"itu pasti sangat berharga, ibu bantu ya?"
perempuan itu tak kuasa, ia terpaksa membiarkan wanita paruh baya itu membantunya padahal ia tau, wanita paruh baya itu sudah terlihat sangat kelelahan.
"tidak usah bu, saya bisa membuat ulang dirumah, lagian ini kecerobohan saya kok bu .."
".. tidak apa-apa nak, ibu bantu supaya pekerjaanmu ringan .."
wanita paruh baya itu seakan tau, kertas itu bukan kertas biasa, lagian kalau itu kertas biasa dan gadis itu bisa membuatnya lagi kenapa gadis itu harus bertahan hingga sesore ini.wanita paruh baya itu menyisir setiap lantai di setiap tempat yang ia lewati, sedangkan gadis itu sudah hampir putus asa mencari lembaran kertas dan bindernya yang tercecer tanpa sepengetahuannya.
"adik, ini bindernya bukan ..?" tanya wanita paruh baya itu sembari menunjukkan binder berwarna coklat.
"iya ini milik saya bu, dimana ibu menemukannya?"
"terselip dibangku ini nak, coba diperiksa dulu, apakah isinya lengkap?"
kemudian gadis itu memeriksa isi bindernya, setelah itu isi hati dan perasaannya tentang, binder itu telah kembali kepadanya.
"ibu terimakasih atas bamtuannya, saya tidak tau bagaimana nasib saya jika ibu tidak membantu saya, oh iya ibu ini ada sedikit uang sebagai ucapan terimakasih saya karena ibu telah membantu"
"tidak usah nak, ibu ikhlas karena ibu tau, sebenarnya itu bukan binder biasa bagimu"
"ibu, mengerti?"
"ibu pernah mengalaminya .."
kemudian mereka berdua bernostalgia hingga senja menghilang tertelan waktu ..
jika kamu merindukan seseorang kamu boleh menuliskannya dalam kertas, kamu juga bisa menumpuk kertas itu,sebanyak yang kamu mau, tapi apa gunanya kau tumpuk kertas sedemikian rupa, tapi rindumu tak pernah sampai? bukankah itu tidak ada artinya sama sekali bagimu? bukankah itu hanya melukai perasaanmu saja? tunjukkan kalau kamu merindukannya, memendam bukan hal terbaik, itu membuat mu terpuruk lebih lama, kejarlah rindumu hingga kau bertemu dengannya.- laras nindya malini 18th