Sabtu, 23 Februari 2013

Hingga segalanya membuat kita memiliki space . .

kalimat rindu dan sayang dalam pesan singkat itu tak pernah punya spasi.
mereka selalu berdampingan dimana saja mereka diletakkan dalam sebuah pesan singkat.
entah mereka diletakkan ditengah kalimat ataupun diakhir kalimat.
mereka selalu beriringan, tanpa pernah berpisah sedikitpun.
rindusayang akankah kalimat itu masih beriringan dalam jangka waktu yang lama?
akankah kalimat itu tidak akan pudar seiring berjalannya waktu?
akankah kalimat itu tak berakhir sia-sia?
rin du 
sa ya ng
sekarang mereka sudah punya space kan?
mereka sudah tak satu deretan kalimat such rindusayang
mereka bukan kalimat yang bisa mempertemukan lagi dua hati yang selalu terikat.
seperti memiliki magnet.


mereka sekarang memiliki spasi.
jarak mereka sudah tak beraturan.
dimana rindu dan spasi.
mereka sudah tak punya tempat lagi untuk bersama.
ada jarak yg memaksa mereka berjauhan.
entah jarak itu sepanjang apa.
entah jarak itu bagaimana.
intinya jarak itu menjadi space untuk rindu dan sayang yg jarang bertemu lagi.

sudah sekiranya kau hentikan rindumu,pada jarak yang hanya akan membuat mu lelah 
sudah semestinya kau hentikan rindumu, pada jarak panjang yang tak kunjung buntu
pada rindu rindu yang sudah lelah berkelana kemana saja
pada hati yang terluka berkali kali
pada cinta, yang sudah tak punya hak lagi
Laras Nindya Malini-18th

Rabu, 20 Februari 2013

Sobekkan Rindu ..

kertas yang tadinya utuh tiba-tiba sudah tak bersturktur lagi. dan di ujung sana terlihat seorang remaja putri sedang mengumpulkan puingan kertas itu dengan teliti. dicermatinya satu persatu pinggiran lantai, seakan ia tak mau melewatkan sepotong saja sobekkan kertas itu.

"ada yang bisa saya bantu mbak?" ujar seorang wanita paruh baya ..
"tidak ada bu, terimakasih sebelumnya"

wanita paruh baya itu tak lain tak bukan adalah penjaga kampus yang sedang melaksanakan tugas bersih-bersih disetiap akhir perkuliahan.

"adik yakin tidak mau ibu bantu?"
"tidak ibu terimakasih, saya hanya tak ingin merepotkan saja"
"kalau boleh tau, adik ini mencari apa ya?"
"lembaran dan potongan kertas bu, yang isinya puisi dan harus dikumpulkan besok pagi"
"itu pasti sangat berharga, ibu bantu ya?"

perempuan itu tak kuasa, ia terpaksa membiarkan wanita paruh baya itu membantunya padahal ia tau, wanita paruh baya itu sudah terlihat sangat kelelahan.

"tidak usah bu, saya bisa membuat ulang dirumah, lagian ini kecerobohan saya kok bu .."
".. tidak apa-apa nak, ibu bantu supaya pekerjaanmu ringan .."

wanita paruh baya itu seakan tau, kertas itu bukan kertas biasa, lagian kalau itu kertas biasa dan gadis itu bisa membuatnya lagi kenapa gadis itu harus bertahan hingga sesore ini.wanita paruh baya itu menyisir setiap lantai di setiap tempat yang ia lewati, sedangkan gadis itu sudah hampir putus asa mencari lembaran kertas dan bindernya yang tercecer tanpa sepengetahuannya.

"adik, ini bindernya bukan ..?" tanya wanita paruh baya itu sembari menunjukkan binder berwarna coklat.
"iya ini milik saya bu, dimana ibu menemukannya?"
"terselip dibangku ini nak, coba diperiksa dulu, apakah isinya lengkap?"
 kemudian gadis itu memeriksa isi bindernya, setelah itu isi hati dan perasaannya tentang, binder itu telah kembali kepadanya.
"ibu terimakasih atas bamtuannya, saya tidak tau bagaimana nasib saya jika ibu tidak membantu saya, oh iya ibu ini ada sedikit uang sebagai ucapan terimakasih saya karena ibu telah membantu"
"tidak usah nak, ibu ikhlas karena ibu tau, sebenarnya itu bukan binder biasa bagimu"
"ibu, mengerti?"
"ibu pernah mengalaminya .."
kemudian mereka berdua bernostalgia hingga senja menghilang tertelan waktu ..


jika kamu merindukan seseorang kamu boleh menuliskannya dalam kertas, kamu juga bisa menumpuk kertas itu,sebanyak yang kamu mau, tapi apa gunanya kau tumpuk kertas sedemikian rupa, tapi rindumu tak pernah sampai? bukankah itu tidak ada artinya sama sekali bagimu? bukankah itu hanya melukai perasaanmu saja? tunjukkan kalau kamu merindukannya, memendam bukan hal terbaik, itu membuat mu terpuruk lebih lama, kejarlah rindumu hingga kau bertemu dengannya.- laras nindya malini 18th

Selasa, 19 Februari 2013

Short Message (read: draft)

"selamat pagi, kamu.bagaimana tidurnya tadi malam? oh iya bagaimana dengan tugasmu? sudah selesaikan? hem lalu kegiatan perkuliahanmu hari ini apa saja sayang?"

-Senin, dd--mm--yyyy

"hey, gimana tadi kuliahnya? baik-baik ajakan? lancar aja kan? oh iya aku kangen banget sama kamu, bisa bbm aku ga?"

Selasa, dd-mm-yy

"kamu dimana, mau temenin aku pergi ga?"

Rabu, dd-mm-yyyy

"kamu kapan liburnya? aku mau cerita-cerita nih, kira-kira sempet dengerin celotehan aku?

Kamis, dd-mm-yyyy

"jangan lupa sholat jumat ya, nanti kalau sudah selesai text aku secepatnya ya :))"

Jum'at, dd--mm--yyyy

"heeey, ini weekend loh, sabtu juga kan, jala yuk? :)"

Sabtu, dd-mm-yyyy

"hello sunday, hei kamu selamat pagi, udah bangun kan? heei aku rindu loh sama kamu, ntar jalan yuk mumpung minggu, besok udah kuliah kan? :')"

Minggu, dd-mm-yyyy




mungkin itu berupa draft yang tak semuanya bisa terkirim sampai didepanmu.
dari typing message hingga bisa berubah menjadi draft bukan tanpa proses atau alasan yang jelas.
sebelum celotehan-celotehan ku terkirim, sudah ada rintangan yang sengaja dikirim untuk membatalkan semuanya.
lalu, apakah aku harus lebih lama lagi memendam celotehan-celotehan itu?
haruskah selamanya itu menjadi draft yang entah sampai kapan akan betah berlama-lama bercokol?
lantas, kapan aku bisa menekan tombol enter?
hingga semua pesan ku bisa sampai ke kamu?
tapi sayangnya, aku tak pernah punya cukup keberanian untuk menekan tombol itu kemudian membiarkannya hanya menjadi draft yang tak kunjung sampai.
karna aku tau, masih banyak hal penting yang harus kau lakukan ketimbang harus membaca seluruh pesan ku dan mengamalkannya :')

 dear you, tuan penerima pesan singkat :')



Jumat, 15 Februari 2013

Sepasang Merpati dan Sepucuk Rindu

kepakan sayap seekor merpati itu belum berhenti.
masih saja ia mengepakkan sayap-sayapnya diantara senja-senja yang sudah hampir redup.
mengitari senja hingga gelap.
merpati itu masih punya semangat.
bahkan terlalu bersemangat mencari alamat, dimana ia harus menghantarkan sepucuk rindu itu.
sepucuk rindu yang sudah dibawanya berkelana kemana-mana.
menyisir pantai.
menyaksikan ranting patah.
bertaruh melawan hujan.
melihat matahari terbit.
menyebrangi pelangi,
tersangkut dijerat jerat para pemburu.
ia sama sekali tak perduli.
meski sesekali ia terlelap tidur, dalam dingin dan heningnya malam.

merpati itu membawa sepucuk rindu.
milik seseorang yang sudah menanti kehadiran kertas itu.
tapi sayang, pemberi alamat itu memberi perintah kepada merpati yang salah.
merpati yang masih terlalu dini.
sehingga merpati itu masih buta arah.
ia perlu peta, dimana harus ia sampaikan sepucuk rindu itu.
merpati itu lelah.
tapi ia takut, ia takut sepucuk rindu itu tak pernah sampai.
mungkin bagi mereka yang sama-sama menunggu balasan dari sepucuk rindu itu,sepucuk rindu itu sudah berarti.

sekali lagi, merpati itu terlalu dini.
terlalu rapuh dan bahkan belum siap ketika harus memutuskan untuk berkelana kemana saja.
merpati itu mulai putus asa.
ia tak tau kemana harus pergi, menghantarkan sepucuk demi sepucuk rindu yang sudah lama bersamanya.
merpati itu mulai lelah.
sayap-sayapnya tak mampu lagi diajak mengitari samudra.
tak mampu lagi menyaksikan senja untuk yang kesekian kali.
tak mampu lagi melewati malam untuk yang keberapa kali.
hingga pada akhirnya, merpati itu mati.
tertembak peluru si pemburu.
merpati itu mati, bersama rindu yang tak pernah sampai.
bersama sepucuk rindu yang sudah menjadi kenangan, dan akan terkubur bersamanya.

Kamis, 14 Februari 2013

Sepotong Kamu

sepotong kamu yang kunikmati setiap pagi.
lewat tetesan embun dan ucapan selamat pagi untukmu, disebrang sana.
sepotong kamu yang ku susun rapi-rapi layaknya permainan puzzle.
ya sepotong kamu yang selalu ada ketika aku bercermin.

sepotong kamu.
sepotong kamu.
sepotong kamu.

sepotong kamu yang selalu menjadi ceritaku.
potongan-potonganmu disinyalir mampu membuat aku menuliskan cerita utuh tentang kamu.
sepotong kamu yang ku bawa kemana mana.
sepotong kamu yang tak pernah aku tinggalkan sendirian.
sepotong kamu yang kuhabiskan bersama teriknya siang.
sepotong kamu yang kuhabiskan jika petang bersiap menghadap.
sepotong kamu yang menemani malam,hingga larut.

sepotong kamu dalam khayalanku.
sepotong kamu dalam candaanku.
sepotong kamu dalam rinduku..
sepotong kamu dalam setiap percakapan ku dengan tuhan.

kamu selamanya akan menjadi sepotong kamu.
hingga rindumu utuh membentukmu.
menjadi seorang kamu,yang tak kunikmati separuh-separuh.
hingga rindu meniupkan ruh.
hingga rindu menghantarkanmu.
menjadi seutuhnya kamu,tanpa pernah terpotong lagi.

sepotong kamu dalam diam.
sepotong kamu, dalam rindu.

sepotong kamu yang selalu berada dipiring yang sama.
sepotong kamu yang tak boleh tersentuh siapa pun :)

Senin, 04 Februari 2013

Surat Cinta untuk Pemandu Senja

selamat malam senja..
kamu pasti sudah tidur.
kamu kemana sore ini?
aku masih menunggumu, ditempat yang sama loh.

senja, apa kabarmu?
sudah sembuh lukamu?
mau mendengarkan ocehanku lagi?
sudah lama, aku tak bercerita padamu.

senja aku sudah lama tak memelukmu dengan hangat.
sudah lama kita tak saling melakukan kebiasaan kita, dulu.
sudah lama aku kubur rinduku untukmu, senja.
senja, kamu tau?
aku cemas, jika aku tak melihat mu setiap sore.
padahal, aku selalu menunggu kabar darimu, dimanapun aku berada.
senja, kamu ngerti rindu kan?
kamu tau kan bagaimana rasanya menyimpan rindu?

senja, kamu mau bantu aku?
bantu aku sampaikan rindu, pada pemandumu.
bantu aku bilang aku, mulai jatuh cinta pada pemandumu.
seramai, burung gereja yang ingin kembali kesarangnya.
seindah jinggamu.


 

Anindyamalini Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template