sedang memperthankan apa aku?
sendiri termangu menunggu senja seperti biasa.
menunggu apakah aku?
ketidakpastian lagikah?
bukankah senja itu indahnya hanya sementara?
bukankah nanti ada malam dengan purnama dan bintang yang berhampar luas?
bukankah malam itu lebih panjang dari senja?
lalu kenapa kau masih menunggu senja?
bukankah malam itu lebih sempurna?
kau bisa berbagi, tanpa perlu terburu-buru?
dan kenapa kau masih bertahan pada senja?
bukankah senja sepertinya punya luka?
bukankah kehadiran senja tak pernah hadir?
bisa saja ia pergi bersama hujan, iya tidak?
kenapa harus senja?
ya karena senja ku kamu.
yang selalu kupertahankan, yang selalu dipertahankan.
meski luka tertoreh sekian kali.
meski aku terjatuh berkali kali.
meski aku beku setiap kali.
meski aku harus terkikis perlahan lahan.
terbangun, jatuh begitu seterusnya sembari melanjutkan perjalanan.
karna kamu, yang selalu kutunggu, kupertahan meski berkali kali aku harus merasakan sakit yg sama..