Hati wanita itu seperti akar, ia mampu menompang beban sekalipun berat.
Hati wanita itu seperti karang, walau diterpa ombak ia tetap saja mampu menahan nya dengan sempurna.
Hati wanita tak jarang seperti batu, sangat keras.
Namun terkadang hati wanita bagaikan lilin yang rela habis demi terang walau hanya sesaat.
Namun tak selamanya hati wanita itu bagai akar yang menompang pohon.
Namun tak selamanya hati wanita seperti karang yang menahan ombak.
Namun tak selamanya hati wanita dapat berlaku seperti batu.
Namun tak selamanya juga hati wanita dapat bersikap bagai lilin.
Hati wanita butuh kebahagiaan, walau kadang ia harus mengulang kesedihan.
Hati wanita butuh pertahanan, walau kadang ia harus memperjuangkan.
Bagaikan sebuah gelas, hati wanita juga dapat pecah.
Bagaikan sebuah kertas, hati wanita dapat remuk.
Adakah yang perduli?
Ketika hati terus menerus mempertahankan kesia-siaan?
Adakah yang mengerti?
Betapa kenangan selanjutnya akan tetap berada ditempat yang sama?
Adakah yang tau?
Betapa sulit melupakan, betapa melupakan itu tak akan semudah membalikan telapak tangan?
Adakah yang paham?
Betapa kita tidak pernah bisa melupakan walau pada akhirnya tergantikan?
Hati wanita, tetap akan kembali kepada yang satu,
Walau kadang harus terbagi,
Hati wanita akan selalu merasa utuh,
Walau seringkali jatuh.
Untukmu, Siti Farhiya Lestari. :")